TIMES LUMAJANG, JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) mengklaim hingga saat ini belum ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditutup permanen. Hal itu karena 100 persen dari mereka yang sempat mengalami insiden keamanan pangan telah melakukan perbaikan secara maksimal.
"Enggak ada (SPPG yang ditutup permanen). 100 persen setelah mengalami kejadian akhirnya membaik," kata Kepala BGN, Dadan Hindayana dalam siniar bersama ANTARA di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).
Dadan menegaskan, seluruh SPPG yang pernah mengalami insiden keamanan pangan terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak pernah mengalami kejadian yang berulang.
"Jadi yang pernah mengalami kejadian, mereka langsung melakukan perbaikan dan evaluasi, sehingga alhamdulillah, yang pernah mengalami insiden keamanan pangan itu malah lebih baik," ujar Dadan.
Ia mengemukakan, prosedur yang dilakukan oleh BGN selama ini yakni menghentikan sementara SPPG yang mengalami insiden kejadian luar biasa (KLB) MBG. Sejauh ini, seluruh SPPG terbukti terus bekerja dan melakukan perbaikan-perbaikan yang signifikan.
Dadan melanjutkan, SPPG-SPPG selama ini hanya memberhentikan pelayanan sementara, sambil terus memperbaiki operasional, renovasi, maupun pemenuhan standar operasional prosedur (SOP).
"Cara kerjanya mereka terus diperbaiki, dan waktu yang diberikan untuk melakukan evaluasi itu rata-rata sudah cukup, biasanya tergantung besarnya masalah. Setelah itu, biasanya mereka melakukan kegiatan yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya," paparnya.
Dadan menyebutkan, hingga saat ini, serapan anggaran MBG sudah mencapai Rp43 triliun, dengan 42,7 juta atau 51,6 persen penerima telah merasakan manfaat MBG. Ia optimistis target 82,9 juta dapat tercapai hingga akhir 2025. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Komitmen Perbaiki Layanan, BGN Sebut Belum Ada SPPG yang Ditutup Permanen
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Ronny Wicaksono |