TIMES LUMAJANG, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengungkapkan rencana radikalnya untuk Gaza, yakni memindahkan satu juta warga Palestina di sana ke Yordania dan Mesir.

Donald Trump menguraikan rencana luar biasa itu kepada wartawan saat ia melakukan perjalanan dari Las Vegas ke Miami pada Sabtu sore di atas pesawat Air Force One, yang katanya untuk perdamaian di Timur Tengah

"Anda berbicara tentang satu setengah juta orang, dan kami baru saja membersihkan semuanya," katanya kepada media DailyMail.com, Sabtu.

Tidak jelas apakah ia bermaksud mengusir semua orang Palestina itu. Gagasan itu langsung menjadi kontroversi, karena memicu ketakutan Arab akan rencana untuk memberikan tanah Palestina itu kepada Israel.

Donald Trump melihat solusi konflik di kawasan itu dalam bidang konstruksi dan tanah yang ia gambarkan saat berkomunikasi lewat telepon dengan Raja Yordania, Abdullah, dari kacamata seorang maestro properti.

Donald Trump meminta kepada raja Yordania  untuk menerima lebih banyak pengungsi Palestina dari wilayah yang terjerumus dalam perang itu 

"Anda tahu, selama berabad-abad, ada banyak sekali konflik. Dan saya tidak tahu, sesuatu pasti terjadi," katanya saat menjawab pertanyaan wartawan saat sesi tanya jawab selama 20 menit di pesawat kepresidenan bersama rombongan pers yang menyertainya.

"Itu benar-benar lokasi pembongkaran, hampir semuanya dihancurkan dan orang-orang meninggal di sana, jadi saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda, dimana mereka mungkin bisa hidup dengan damai untuk perubahan," ujar Donald Trump.

Ia mengatakan, juga akan menyampaikan permintaan serupa kepada Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi saat mereka berbicara pada hari Minggu.

Donald Trump ingin memindahkan lebih dari satu juta orang keluar dari Gaza, tempat perang yang telah menghancurkan daerah kantong Palestina itu hingga menjadi puing-puing. "Saya ingin Mesir menerima orang-orang. Dan saya ingin Yordania menerima orang-orang," tambahnya.

Trump mengatakan bahwa hal itu mungkin merupakan perbaikan sementara atau bisa juga bersifat jangka panjang.

Namun, rencana itu kemungkinan besar akan sulit ditawarkan kepada negara-negara Arab, tetangga Israel yang enggan menerima lebih banyak pengungsi, dan juga sulit ditawarkan kepada penduduk Gaza, karena mereka khawatir tidak akan pernah bisa kembali. 

Berbicara tentang dampak perang Israel dengan Hamas di Gaza, Trump mengatakan dia memuji Raja Yordania, Abdullah karena telah menampung banyak pengungsi Palestina.

"Saya ingin anda melakukan lebih banyak hal, karena saat ini saya melihat seluruh Jalur Gaza, dan semuanya kacau. Benar-benar kacau," ujar Donald Trump. (*)